Perubahan
Beberapa hari
pun berlalu. Aku menjalani kegitanku
seperti biasa. Sampai hari ini belum ada satu pun kebahagian yang aku dapatkan.
Hidupku tetap saja sengsara. Aku pun mulai meragukan dukun itu. Disaat aku
pergi untuk melamar pekerjaan, hujan tiba-tiba saja turun. Pakaian yang aku
pakai untuk melamar pekerjaan menjadi basah.
“Haahhh, benar-benar
sial. Dukun itu pasti menipuku. Sampai saat ini aku masih belum mendapat satu
pun kebahagiaan”
Ditengah
derasnya hujan, aku berteduh di sebuah tempat laundry. Takku sangka ternyata
pemilik tempat laundry itu adalah seorang pria yang sangat tampan.
“Wahh, mbak pasti
kehujanan. Sampai basah kuyup begitu”
“Hahaha, iya nih. Aku
numpang neduh disini ya”
“Oh ya udah, mbak.
Sekarang mbak ganti aja dulu bajunya, pakai baju saya dulu biar ngga masuk
angin”
“Makasih ya, aku ganti
baju dulu”
Ternyata lelaki
itu tidak hanya tampan, tetapi juga ramah dan baik hati. Benar-benar lelaki
idaman. Setelah aku mengganti pakaianku, kami berbincang-bincang sambil
menunggu hujan.
“Sekali lagi termia
kasih, ya” kataku.
“Iya iya,
nomong-ngomong nama mbak siapa? Saya Riko”sautnya.
“Nama saya Rina. Salam
kenal” jawabku.
Hari demi hari,
aku menjadi semakin akrab dengannya. Kita selalu bebincang-bincang. Ia selalu
memotivasiku sampai akhirnya aku mendapat pekerjaan. Aku rasa aku mulai
menyukai Riko.
Semakin hari
hubungan kami berdua semakin erat. Sampai pada akhirnya dia melamarku. Mungkin
ini adalah kebahagiaanku yang pertama. Ternyata yang dikatakan dukun itu
benar-benar terjadi.
Setelah menikah,
banyak tetangga yang menggosipkanku. Aku menjadi depresi karenanya. Tetapi
suamiku Riko menyemangatiku sehingga aku melupakan hal tersebut. Setelah lama
berumah tangga, akhirnya kita berdua mempunyai seorang anak. Ini merupakan
kebahagiaanku yang kedua karena memiliki seorang anak yang tampan dan juga
cerdas. Aku berharap kebahagiaan ini tidak akan pernah hilang
Comments
Post a Comment