Gaya bahasa yang digunakan dalam cerpen yang berjudul
“Setetes keringat untuk keluarga”, antara lain sebagai berikut:
Ø
Majas Perbandingan
1.
Asosiasi adalah perbandingan
terhadap dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama.
Ø Kamu tegar setegar batu karang di samudra luas.
Ø Semangat baja dari anak anakku dalam menapaki hidup ini.
2.
Alegori: majas perbandingan
yang bertautan satu dan yang lainnya dalam kesatuan
yang utuh.
Alegori biasanya berbentuk cerita yang penuh dengan
simbol-simbol bermuatan moral.
Ø Hari harinya di jalani dengan doa dan doa.Ibu selalu
yakin bahwa Tuhan tidak mungkin memberikan cobaan di luar kemampuan umatnya.
Ø Majas Penegasan
1. Tautologi
adalah majas penegasan dengan mengulang beberapa kali sebuah kata dalam sebuah
kalimat dengan maksud menegaskan. Kadang pengulangan itu menggunakan kata
bersinonim.
Ø Saat suasana sepi,sunyi,senyap.
Ø Mengerti hidup,menghargai hidup,menerima hidup dengan
senang hati.
Ø Denganpenuhketegaran,keuletan,kesederhanaan,kesabaran,kejujuran,keramahan,ketakwaan,kepada
tuhan.
Ø Tembok penjara terkoyak,retak,roboh,dan roboh oleh
semangat baja anak anakku dalam menapaki hidup ini.
2. Klimaks adalah
majas yang menyatakan beberapa hal secara berturut-turut dan makin lama makin
meningkat.
Ø Doa seorang ibu yang tulus ikhlas dilakukannya setiap
detik,menit,jam,hari.
3. Repetisi adalah majas
perulangan kata-kata sebagai penegasan.
Ø
Hore –hore aku bekerja aku bias
bekerja,aku punya uang aku tidak lagi cari bunga,aku pakai sepatu,baju
keki,berdandan yang cantik.
Makna
Konotasi
1. Menikah dalam usia kepala 3 = menikah di usia 30-an.
2. Membanting tulang = bekerja keras
3. Suaminya yang sekarang malah sakit sakitan karena sudah uzur
berarti suaminya sudah tua.
4. Ibu yang rambutnya mulai memutih = berarti ibu telah
beranjak tua
5. Hatiku berbunga bunga
= senang
Comments
Post a Comment