DAFTAR ISI
DAFTAR ISI………………………………………………………………………i
BAB 1:
Pendahuluan………………………………………………………………………..1
Pendahuluan………………………………………………………………………..1
BAB 2:
Tinjauan pustaka…………………………………………………………………...2
BAB 3
Tinjauan pustaka…………………………………………………………………...2
BAB 3
Metode
Pengumpulan Data………………………………………………………..7
BAB IV
Pembahasan……………………………………………………………………….9
BAB V
Penutup…………………………………………………………………………...12
Daftar Pustaka…………………………………………………………………….13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tumbuhan biasanya dapat tumbuh dengan
bantuan sinar matahari.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
pengaruh sinar matahari terhadap pertumbuhan tanaman kedelai?
1.3
Tujuan
1.
Melalui
percobaan ini kami dapat mengetahui tentang pengaruh sinar matahari terhadap
pertumbuhan tanaman kedelai
1.4
Manfaat
1.4.1
Secara Teoritis
1.4.2
Secara Praktis
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1
Pengaruh
Sinar Matahari
Peranan Cahaya Terhadap Tumbuhan
a)
Fotoperiodisme
Lama
penyinaran relative antara siang dan malam dalam 24 jam akan mempengaruhi
fisiologis dari tumbuhan. Fotoperiodisme adalah respon dari suatu organisme
terhadap lamanya penyinaran sinar matahari. Contoh dari fotoperiodisme adalah
perbungaan, jatuhnya daun, dan dormansi.
Di
daerah sepanjang khatulistiwa lamanya siang hari atau fotoperiodisme akan
konstan sepanjang tahun, sekitar 12 jam. Di daerah temperate atau bermusim
panjang hari lebih dari 12 jam pada musim panas, tetapi akan kurang dari 12 jam
pada musim dingin.
Berdasarkan
respon tanaman terhadap fotoperiodemembagi tanaman atas tiga golongan yaitu:
Tanaman berhari pendek
Tanaman berhari panjang
Tanaman berhari netral
a.
Tanaman Berhari Pendek
Tanaman
berhari pendek ialah tanaman yang hanya dapat berbunga bila panjang hari kurang
dari nilai kritis (panjang hari maksimum). Panjang hari maksimum berkisar
antara 12 jam sampai 14 jam.
Tanaman yang berhari pendek akan
mengalami pertumbuhan vegetative terus menerus apabila panjang hari melewati
nilai kritis, dah akan berbunga di hari pendek di akhir musim panas dan musim
gugur. Tetapi tanaman berhari pendek tidak berbunga di hari pendek di awal
musim semi, dan akan berbunga di hari pendek pada akhir musim panas. Hal ini
disebabkan karena suhu tidak cukup hangat untuk melanjutkan pertumbuhan ke fase
reproduktif. Disamping itu pertumbuhannya vegetative yang tersedia pada saat
itu belum mencukupi untuk mengantarkan tanaman kepembungaan, disamping benyak
system (hormone, enzim dan lain-lain) juga belum siap.
Tanaman yang tidak peka terhadap
fotoperiode yang tergolong berhari pendek, biasanya mempunyai sifat fisiologis
yang menonjol daripada sifat yang ditimbulkan oleh pengaruh ligkungan. Misalnya
pembungaan dan pembuahan akan lebih dipengaruhi oleh ketersediaan asimilat dan
sistem hormone dalam tubuhnya. Tanaman yang peka terhadap fotoperiode,
pembungaan dan pembentukan buahnya sangat ditentukan oleh panjangnya hari
sebesar 15 menit saja sudah berarti bagi terbentuknya bunga.
b.
Tanaman Berhari Panjang
Tanaman berhari panjang adalah
tanaman yang menunjukkan respon berbunga lebih cepat bila panjang hari lebih
panjang dari panjang hari minimum (kritis) tertentu, atau disebut pula tanaman
bermalam pendek yakni Tumbuhan yang memerlukan lamanya siang hari lebih dari 12
jam untuk terjadinya proses perbungaan, seperti gandum, bayam, dll.
Tanaman berhari panjang yang berasal
dari zone sedang (temperate) akan berbunga dalam bulan mei dan juli apabila
panjang siang selama 15 jam. Sebagai contoh tanaman berhari panjang adalah
spinasi (spinacia oler acea L) Barley (Hordeum spp), Rey (Secale cereale), Bit
gula (Beta vulgaris), Alfalfa dan lain-lain. Tarwe winter (Triticum aestivum)
yang tergolong tanaman berhari panjang menghendaki lama penyinaran lebih dari
14 jam sehari dan untuk berkecambah memerlukan suhu rendah. Sedangkan
pertumbuhan selanjutnya sampai berbunga dan berbuah menghendaki suhu yang lebih
tinggi dan hari-hari panjang. Bila syarat-syarat yang dikehendakinya tidak
terpenuhi, maka tarwe winter tidak dapat menghasilkan bunga dan buah.
Kombinasi suhu dan panjang hari yang
mengontrol pertumbuhan vegetatif dan generatif pada beberapa jenis tanaman hari
panjang sebenarnya dapat diciptakan dengan perlakuan-perlakuan terhadap
tanaman. Misalnya penyinaran singkat di malam hari untuk memperpendek periode
gelap. Percobaan-percobaan seperti ini dapat mempengaruhi perbungaan, khususnya
pada tanaman yang menghendaki panjang siang lebih dari 15 jam.
Perlakuan vernalisasi pada biji
tarwe winter akan berkecambah akan menyebabkan proses yang menginduksi kecambah
ke arah pertumbuhan menuju pembentukan primordia bunga. Karena biji tarwe
winter pada saat berkecambah juga memerlukan fase gelap yang lebih panjang
(hari pendek), maka selain vernalisasi, untuk mengantarkan tanaman ini ketahap
pembungaan juga diperlukan perlakuan gelap buatan. Sedangkan hari panjang dan
suhu tinggi yang diharapkan untuk pertumbuhan vegetatif dapat dibuat dengan
penyinaran singkat pada malam hari dengan lampu listrik yang berkapasitas 50
watt setiap meter bujur sangkar selama lebihkurang 5 jam.
c.
Tanaman Berhari Netral
Tanaman berhari netral
(intermediate) adalah tanaman yang berbunga tidak dipengaruhi oleh panjang
hari. Tanaman intermediate dalam zona sedang bisa berbunga dalam beberapa
bulan. Tetapi tanaman yang tumbuh di daerah tropik yang mengalami 12 jam siang
dan 12 jam malam dapat berbunga terus menerus sepanjang tahun. Oleh karena itu
tanaman yang tumbuh di daerah tropik pada umumnya adalah tanaman intermediate.
Yang tergolong tanaman intermediate adalah kapas (Gossypium hirsutum), tembakau (Nicotiana tobaccum), bunga matahari (Helianthus annus), tomat dan lain sebagainya.
Yang tergolong tanaman intermediate adalah kapas (Gossypium hirsutum), tembakau (Nicotiana tobaccum), bunga matahari (Helianthus annus), tomat dan lain sebagainya.
Tanaman intermediate memerlukan
pertumbuhan vegetatif tertentu sebagai tahap untuk menuju tahap pembungaan
tanpa dipengaruhi oleh fotoperiode. Apabila beberapa tumbuhan terpaksa harus
hidup di kondisi fotoperiodisme yang tidak optimal, maka pertumbuhannya akan
bergeser ke pertumbuhan vegetatif. Di daerah khatulistiwa, tingkah laku
tumbuhan sehubungan dengan fotoperiodisme ini tidaklah menunjukkan adanya
pengaruh yang mencolok. Tumbuhan akan tetap aktif dan berbunga sepanjang tahun
asalkan faktor- faktor lainnya dalam hal ini suhu, air, dan nutrisi tidak
merupakan faktor pembatas (Syamsuri, 2007).
b)
Fotoenergetic
Cahaya matahari merupakan factor
krusial dalam kehidupan tumbuhan sebagai sumber energy. Untuk dapat memperoleh
energy bagi pertumbuhan dan perkembangannya, tumbuhan memerlukan sejumlah
cahaya minimal.
Fotoenergetic adalah pertumbuhan
yang dipengaruhi oleh banyaknya energy yang diserap dari sinar matahari oleh
bagian tanaman. Intensitas cahaya yang tinggi di daerah tropis tidak seluruhnya
dapat digunakan oleh tanaman. Energi cahaya matahari yang digunakan oleh
tanaman dalam proses fotosintesis berkisar antar 0,5 – 2,0 % dari jumlah total
energi yang tersedia. Sehingga hasil fotosintesis berkurang apabila intensitas
cahaya kurang dari batas optimum yang dibutuhkan oleh tanaman, Setiap daun pada tumbuhan harus memproduksi
energy yang cukup besar sehingga dapat dimanfaatkan setelah dikurangi energy
untuk respirasi. Jika tumbuhan kekurangan cahaya dalam waktu panjang, maka
lambat laun akan mati. Proporsi cahaya yang dibutuhkan untuk menyeimbangkan
hasil fotosintesis dan kebutuhan respirasi disebut titik kompensasi cahaya
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi yaitu glukosa yang
dilakukan tumbuhan,
alga, dan beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta
dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari. Hampir semua makhluk hidup
bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya
fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen
yang terdapat di atmosfer
bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos
berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu
cara asimilasi karbon
karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi.
c)
Fotodestruktif
Fotodestruktif adalah tingginya
intensitas cahaya yang mengakibatkan fotosintesis semakin tidak bertambah lagi
dikarenakan tanaman mengalami batas titik jenuh cahaya sehingga bukan menjadi
sumber energy tetapi sebagai perusak.
Proses fotosintesis, cahaya
berpengaruh melalui intensitas, kualitas dan lamanya penyinaran, tetapi yang
terpenting adalah intensitasnya.Sehubungan dengan laju fotosisntesi, intensitas
cahaya yang semakintinggi (naik) mengakibatkan lalu fotosisntesis semakin tidak
bertambahlagi walaupun intensitas cahaya terus bertambah. Batas ini disebut
titik saturasi cahaya atau titik jenuh cahaya (ligh saturation point).
Pada keadaan ini cahaya bukan sebagai sumber energi maupun sebagai
bentuk perusak.
Intensitas cahaya yang tinggi
mengakibatkan temperatur daun meningkat,sebagai akibat menutupnya stomata,
sehingga sebagaian klorofil menjadi pecah dan rusak (fotodestruktif). Sedangkan pada intensitas cahaya yangsemakin
menurun sampai batas tertentu jumlah O2 yang dikeluarkan oleh proses
fotosintesis sama dengan jumlah O2 yang diperlukan oleh prosesrespirasi. Batas
ini disebut titik kompensasi cahaya (light compensation point)
(Annonymous, 2008).
d)
Fotomorfogenesis
Efek lain dari cahaya diluar
fotosintetis adalah mengendalikan wujud tanaman, yaitu perkembangan struktur
atau morfogenesisnya. Pengendalian morfogenesis oleh cahaya disebut
fotomorfogenesis. Agar cahaya mampu mengendalikan perkembangan pertumbuhan maka
tumbuhan harus menyerap cahaya.
Empat penerima cahaya dalam tumbuhan
adalah fitokrom, kriptokrom, penerima cahaya UV-B, protoklorofilida.
Pengaruh cahaya pada perkecambahan :
Produksi klorofil terpacu oleh
cahaya
Pembukaan daun terpacu oleh cahaya
Pemanjangan batang terhambat oleh
cahaya
Perkembangan akar terpacu oleh
cahaya.
Tumbuhan hari pendek (membutuhkan
waktu malam yang lebih panjang untuk berbunga), akan terhambat bila dalam waktu
malammnya diseling ada cahaya dalam waktu singkat. Yang paling efektf adalah
cahaya merah jauh yang menghambat pembungaan tumbuhan hari pendek.
Cahaya merah memacu perkecambahan
biji-bijian, tetapi cahaya merah jauh dan biru menghambat. Cahaya merah jauh
panjang gelombangnya lebih panjang dari cahaya merah 700-800nm (diatas 760 tdk
terlihat oleh mataatau infra merah dekat).
Pigmen cahaya merah disebut Pr
(666nm), pigmen cahaya biru dapat diubah oleh cahaya merah menjadi Pfr (730 nm)
yang dapat menyerap cahaya merah jauh (warna hijau zaitun), dan pigmen biru
bias dihasilkan oleh Pfr.
Fitokrom merupakan homodiner dari dua
polipeptid identik, dengan Bm 120 kDa Polipeptid tadi masing-masing mempunyai
gugus prostetik disebut kromofor yang menempel pada atom belerang pada residu
sisteinnya. Kromoforad tetrapirol rantai terbuka,tersebut serupa dengan [pigmen
pikobulin utk fotosintesis ganging merah dan sianobakteri perubahan cis-trans g
mengubah Pr menjadi Pfr
Kriptokrom penerima cahaya biru atau
UV A
UV A panjang gel antara 320-400 nm.
Kriptokrom antara 320-500 nm, diduga berupa flavoprotein (melekat antara
protein dan riboflavin), diduga bersatu dengan prot sitokrom pada membram
plsma. Puncak kerjanya di daerah biru-ungu 450 nm (Annonymous, 2010).
e)
Fototropisme
Fototropisme adalah pergerakan
pertumbuhan tanaman yang dipengaruhi oleh rangsangan cahaya. Contoh dari fototropisme adalah pertumbuhan koleoptilrumput menuju arah datangnya cahaya. Koleoptil merupakan daun pertama yang tumbuh dari tanaman monokotil yang berfungsi sebagai pelindung lembaga yang baru tumbuh.
Cholodny dan Went menjelaskan bahwa cahaya menyebabkan terjadinya pemindahan
auksin secara lateral dari bagian yang terkena cahaya menuju bagian yang tidak
terkena cahaya. Dengan demikian, jumlah auksin di bagian yang gelap akan lebih
banyak daripada di bagian yang terang.
Beberapa hipotesis menyebutkan bahwa hal ini dapat disebabkan kecepatan
pemanjangan sel-sel pada sisi batang yang lebih gelap lebih cepat dibandingkan
dengan sel-sel pada sisi lebih terang karena adanya penyebaran auksin yang tidak merata dari ujung tunas. Hipotesis lainnya menyatakan bahwa ujung tunas merupakan fotoreseptor yang memicu respons pertumbuhan Fotoreseptor adalah molekul pigmen yang disebut kriptokrom dan sangat sensitif terhadap cahaya biru. Namun, para ahli
menyakini bahwa fototropisme tidak hanya dipengaruhi oleh fotoreseptor, tetapi juga dipengaruhi oleh berbagai macam hormon dan jalursignaling.
2.1
Kedelai
2.3
Hipotesis
Tanaman yang terkena cahaya matahari
paling banyak lebih cepat tumbuh dari pada yang terkena cahaya lebih sedikit
yang cenderung lebih lambat tumbuh
Bab III
Metode Dan Teknik Pengumpulan Data
3.2.1 Metode eksperimen
3.2.1 Metode pengamatan
Secara eksperimen kacang hijau di tempat terang
lenih segar dengan daun berukuran besar
Sedangkan kacang hijau ditempat gelap memiliki
batang yang panjang dengan daun yang kecil
Alat-alat yang
digunakan dalam percobaan ini yaitu nampan,alattulismenulis dan penggaris.
III.2
Bahan
Bahan-bahan
yang digunakan dalam percobaan ini yaitu 30 biji Kacang Hijau Phaseolus radiatus, air, tissu dan label.
III.3
Cara Kerja
Prosedur
kerja dari percobaan ini yaitu:
a.
30 biji kacang hijau di rendam dalam air selama5 menit.
b.
Dipilih
kacang hijau yang tidak mengapung di air yang menandakan kualitasnya baik dan
cocok.
c.
Disiapkan
2 buah nampan yang telah diisi dengan tissue yang telahdibasahi.
d.
Ditaruh
15 biji kacang hijau diatas nampan dengan diberi jarak yang sama.
e.
Ditempatkan
satu buah nampan di tempat terang dan satu buah nampan di tempat gelap.
f.
Dilakukan
pengamatan selama 5 hari untuk melihat perkembangan tanaman dan mencatat
hasilnya.
BAB IV
Pembahasan
Pertumbuhan
adalah suatu pertambahan ukuran yang bersifat irreversible karena bersifat multi sel maka pertumbuhan bukan saja
dalam voume tetapi juga pertambahan dalam hal bobot, jumlah sel, banyaknya
protoplasma, dan tinggkat kerumitan. Sedangkan perkembangan merupakan merupakan
suatu perubahan yang teratur dan berkembang umumnya menuju keadaan yang lebih
tinggi,lebih teratur dan lebih kompleks atau proses menuju kedewasaan.
Percobaan ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh cahaya terhadap perkembangan kecambah kacang hijau Phaseolus radiatus dalam gelap dan
terang Percobaan ini menggunakan bahan biji kacang hijau Phaseolus radiatus sebanyak 30 biji. Dalam mengamati pertumbuhanya,
proses pertama yaitu melakukan perendaman biji dalam nampan selama beberapa
menit. Perendaman ini bertujuan untuk mengetahui kualitas biji yang baik yang
ditandai dengan adanya biji yang tenggelam dan juga untuk menonaktifkan masa
dormansi biji. Setelah perendaman, kemudian menyiapkan media tumbuh yaitu 2 nampan yang berisi kertas koran pada dasarnya
yang telah dibasahi. Masing-masing nampan ditanam 15 biji dan ditandai
menggunakan kertas label. Nampan I diletakkan pada tempat yang gelap dan nampan
II ditempatkan pada terang. Pengamatan ini berlangsung selama 1 minggu.
Hasil pengamatan pada kecambah kacang
hijau Phaseolus radiatus yaitu pada
daerah terang, pertumbuhan biji sangat baik memiliki kondisi daun yang hijau,
batang kokoh, dan tumbuh subur. Walaupun, pertumbuhanya lambat yaitu pada hari
1 semua biji tidak mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan mulai ada pada hari ke-2.
Rata-rata panjang batang yaitu pada kecambah pertama9 cm, kecambah kedua 8,8 cm, kecambah ketiga 9,2
cm, kecambah keempat 9,4 cm,kecambah kelima 9,2 cm, kecambah keenam 8,2 cm,kecambah
ketujuh
9 cm, kecambah kedelepan 8,8
cm, kecambah kesembilan 9 cm, kecambah kesepuluh 9,6 cm, kecambah
kesebelas
9,4 cm, kecambah keduabelas 8,6
cm, kecambah ketigabelas 8,6 cm, kecambah keempatbelas 9,6 cm, dankecambah
kelimabelasyaitu
10,4 cm. Rata-rata panjang daunpadatempatterang secara berurutan yaitu 0,66 cm, 0,64 cm, 0,64 cm, 0,64 cm,0,66 cm, 0,58 cm, 0,66 cm, 0,62 cm, 0,62 cm, 0,66 cm, 0,66
cm, 0,56 cm, 0,56 cm,0,62 cm, dan 0,64 cm.
Pada nampan yang diletakkan pada daerah gelap, pertumbuhan kacang hijau Phaseolus radiatus mengalami pertumbuhan
yang cepat.Rata-rata panjang batang yaitu pada kecambah pertama13 cm, kecambah kedua 13 cm, kecambah ketiga 12,8
cm, kecambah keempat 14,2 cm,kecambah kelima 13,8 cm, kecambah keenam 13,4 cm,kecambah
ketujuh
14 cm, kecambah kedelepan 14 cm,
kecambah kesembilan 14,2 cm, kecambah kesepuluh 13,6 cm, kecambah
kesebelas
14 cm, kecambah keduabelas 13,8
cm, kecambah ketigabelas 14,4 cm, kecambah keempatbelas 13,8 cm, dankecambah kelimabelasyaitu 15 cm. Rata-rata panjang daunpadatempat secara berurutan yaitu 0,82 cm, 0,82 cm, 0,8 cm, 0,96 cm,0,96 cm, 0,9 cm, 0,94 cm, 0,94 cm, 0,92 cm, 0,96 cm, 0,96 cm,
0,9 cm, 0,98 cm,0,86 cm, dan 0,96 cm.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kecepatan pertumbuhan adalah faktor internal seperti hormon dan eksternal
misalnya air dan cahaya matahari. Dari hasil pengamatan, pada tanaman yang
diletakkan ditempat yang gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat selain itu
tekstur dari batangnya sangat lemah dan cenderung warnanya pucat kekuningan,
penyebabnya yaitu karena daun tidak dapat memproduksi klorofil sehingga tidak
terjadi proses fotosintesis. Hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin
tidak dihambat oleh sinar matahari. Sedangkan untuk tanaman yang diletakkan
ditempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibandingkan
dengan tanaman yang diletakkan ditempat gelap, tetapi tekstur batangnya sangat
kuat dan juga warnanya segar kehijauan. Hal ini disebabkan karena kerja hormon
auksin dihambat oleh sinar matahari dan cahaya matahari meningkatkan proses
asimilasi yang terjadi pada daun kacang hijau Phaseolus radiatus.
Pada percobaan ini, perbedaan panjang
batang pada kecambah tempat gelap dan terang yaitu kecambah tempat
terang rata-rata pertambahan panjang
batang cukup rendah karena hormon auksin yang berperan dalam proses pemanjangan
sel dihambat oleh cahaya matahari langsung, dibandingkan kecambah tempat gelap
yang memiliki rata-rata pertambahan panjang yang cukup tinggi, hal disebabkan
oleh hormon auksin yang bekerja efektif pada tempat gelap karena tidak dihambat
oleh cahaya matahari. Sedangkan pada pertambahan panjang daun, kecambah di
tempat terang memiliki rata-rata pertambahan panjang daun yang cukup tinggi
dibandingkan dengan pada tempat gelap, hal ini disebabkan daun pada tempat
terang cenderung menerima cahaya matahari maksimal untuk proses asimilasinya
sehingga memicu jumlah klorofil yang tinggi dan akan mempengaruhi luas bidang
daun, sedangkan pada daun di tempat gelap tidak terjadi proses asimilasi karena
daunya tidak mengandung klorofil (etiolasi) disebabkan tidak mendapatkan cahaya
matahari yang cukup.
BAB V
PENUTUP
V.1
Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini yaitu kacang hijau Phaseolus radiatus yang terkena cahaya
matahari cenderung memiliki warna daun yang hijau dan batang kokoh karena
tumbuhan secara otomatis akan memanfaatkan cahaya matahari untuk fotosinttesis
sehingga daun memproduksi klorofil. Sedangkan di tempat gelap pertumbuhan sangat cepat karena tidak
terhambat oleh auksin, dapat dilihat dari batang yang memiliki ukuran yang
sangat panjang namun lemah dan daun yang kuning (etiolasi).
V.2 Saran
Sebaiknya kecambah disimpan pada
tempat yang terhindar dari gangguan binatang.
contoh vidio:
contoh vidio:
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell, N.A., Jane B. R. dan
Lawrence G. M. 2002. Biologi Jilid 2. Erlangga. Jakarta.
Dwidjoseputro,
D. 1992. Pengantar Fisiologi Tumbuhan.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Jumadi.
2008. Pengkajian Teknologi Pengolahan
Tortila Jagung. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen
Pertanian. Vol (2):73-74.(Diaksespadatanggal
7 April 2014, pukul 20.00 WITA).
Latunra, A.I. 2014.
Penuntun Praktikum Struktur Perkembangan Tumbuhan II. Universitas
Hasanuddin. Makassar.
Perwitasari,
B., Mustika T., dan Catur W. 2012. Pengaruh Media Tanam dan Nutrisi Terhadap Pertumbuhan dan hasil Tanaman
Pakchoi (Brassica Juncea L.) dengan Sistem Hidroponik. Vol(1):14-25.(Diaksespadatanggal 7 April 2014, pukul 20.00 WITA).
Comments
Post a Comment