Struktur
Sel Bakteri dan Fungsinya
1. Kapsul atau Lapisan Lendir
Kapsul atau lapisan lendir adalah
lapisan yang terluar dari bakteri yang menyelimuti dinding sel. Lapisan ini
memiliki ketebalan yang bervariasi disetiap jenis-jenis bakteri. Lapisan tebal
tersebutlah yang disebut dengan kapsul, dan ada juga lapisan tipis yang disebut
lapisan lendir. Umumnya bakteri hidupnya parasit dan bersifat patogen (penyebab
penyakit) memiliki kapsul sedangkan pada bakteri saproba (mendapatkan makanan
dari sisa organisme) biasanya hanya memiliki lapisan lendir. sehingga mengapa
makanan yang terkena bakteri biasanya terlihat berlendir. Kapsul atau lapisan
lendir ini berupa senyawa yang kental dan lengket yang disekresikan oleh
bakteri. Kapsul sendiri tersusun dari glikoprotein (senyawa campuran antara
glikogen dan protein). Sedangkan pada lapisan lendir tersusun dari air dan juga
polisakarikarida.
Fungsi Kapsul atau Lapisan Lendir
Fungsi Kapsul atau Lapisan Lendir
- Sebagai pelindung,
- Menjaga sel agar tidak kekeringan,
- Membantu pelekatan dengan sel bakteri lain atau pada substrak,
- Pada bakteri patogen, kapsul melindungi bakteri dari pengaruhi sistem kekebalan (antibodi) yang dihasilkan oleh sel tubuh inang.
2. Dinding Sel
Dinding sel bakteri tersusun dari senyawa pepetidoglikan. Peptidoglikan adalah suatu polimer yang terdiri dari polipeptida pendek.Peptidoglikan memiliki ketebalan lapisan yang bervariasi dari ketebalan lapisan ini berpengaruh terhadap respons pewarnaan, yang digunakan dalam penggolongan bakteri, yaitu bakteri Gram posisitf dan bakteri Gram negatif. Dinding sel dari pada Eubacteria mengandung peptidoglikan, sedangkan pada dinding sel Archaebacteria adalah tidak mengandung peptidoglikan.
Fungsi Dinding Sel
Dinding sel bakteri tersusun dari senyawa pepetidoglikan. Peptidoglikan adalah suatu polimer yang terdiri dari polipeptida pendek.Peptidoglikan memiliki ketebalan lapisan yang bervariasi dari ketebalan lapisan ini berpengaruh terhadap respons pewarnaan, yang digunakan dalam penggolongan bakteri, yaitu bakteri Gram posisitf dan bakteri Gram negatif. Dinding sel dari pada Eubacteria mengandung peptidoglikan, sedangkan pada dinding sel Archaebacteria adalah tidak mengandung peptidoglikan.
Fungsi Dinding Sel
- Mempertahankan bentuk dari sel
- Memberikan sebuah perlindungan fisik,
- Menjaga sel agar tidak pecah dalam lingkungan yang memiliki tekanan osmotik yang lebih rendah (hipotonis)
- Sel bakteri dapat mengalami plasmolisis jika berada pada lingkungan yang tekanan osmotik lebih tinggi (hipertonis).
- Bakteri akan mati jika berada pada larutan yang pekat misalnya mengandung banyak garam atau banyak gula.
3. Membran Plasma
Membran plasma tersusun dari senyawa fosfolipid dan protein yang bersifat selektif permeabel (dapat dilewati oleh zat-zat tertentu).
Fungsi Membran Plasma
Membran plasma tersusun dari senyawa fosfolipid dan protein yang bersifat selektif permeabel (dapat dilewati oleh zat-zat tertentu).
Fungsi Membran Plasma
- Membungkus sitoplasma
- Mengatur pertukaran zat yang berada di dalam sel dengan zat yang ada diluar sel.
4. Mesosom
Mesosom adalah organel sel yang memiliki penonjolan pada membran plasma ke arah dalam sitoplasma.
Fungsi Mesosom
Mesosom adalah organel sel yang memiliki penonjolan pada membran plasma ke arah dalam sitoplasma.
Fungsi Mesosom
- Menghasilkan energi
- Membentuk dinding sel baru saat terjadi pembelahan sel
- Menerima DNA pada saat konjugasi
5. Sitoplasma
Sitoplasma bakteri adalah cairan koloid yang mengandung molekul organik seperti lemak, protein, karbohidrat, dan garam-garam mineral, enzim, DNA, Klorosom (pada bakteri fotosintetik), dan ribosom
Fungsi Sitoplasma
Sitoplasma bakteri adalah cairan koloid yang mengandung molekul organik seperti lemak, protein, karbohidrat, dan garam-garam mineral, enzim, DNA, Klorosom (pada bakteri fotosintetik), dan ribosom
Fungsi Sitoplasma
- Sebagai tempat terjadinya reaksi-reaksi metabolisme sel
6. Ribosom
Ribosom adalah organel-organel kecil yang tersebar dalam sitoplasma dan berfungsi dalam sintesis protein. Ribosom tersusun dari senyawa protein dan RNA (ribonukleic acid). Jumlah ribosom di dalam suatu sel bakteri mencapai ribuan, contohnya saja Escherichia coli yang mempunyai 15.000 ribosom.
Fungsi Ribosom
Ribosom adalah organel-organel kecil yang tersebar dalam sitoplasma dan berfungsi dalam sintesis protein. Ribosom tersusun dari senyawa protein dan RNA (ribonukleic acid). Jumlah ribosom di dalam suatu sel bakteri mencapai ribuan, contohnya saja Escherichia coli yang mempunyai 15.000 ribosom.
Fungsi Ribosom
- Sebagai sintesis protein
7. DNA
Bakteri mempunyai dua macam DNA (deoxyribonucleic acid), yaitu DNA kromosom dan DNA nonkromosom (plasmid). DNA kromosom adalah materi genetik yang menentukan sebagian besar dari sifat-sifat metabolisme bakteri, sedangkan pada DNA nonkromosom (plasmid) yang hanya menentukan sifat-sifat tertentu, seperti sifat patogen, sifat fertilitas (kemampuan dalam bereproduksi secara seksual), dan sifat kekebalan terhadap antibiotik tertentu. DNA kromosom pada organisme eukariotik akan berbentuk rantai ganda linier, sedangkan pada DNA kromosom prokariotik (bakteri) yang berupa rantai ganda melingkar yang terkumpul dalam suatu serat kusut yang disebut dengan region nukleoid. Jumlah DNA bakteri jauh lebih sedikit dibandingkan dengan DNA sel eukariotik sekitar 1:1.000 dari DNA sel eukariotik. DNA kromosom dapat di bereplikasi pada saat menjelang pembelahan sel.
DNA nonkromosom (plasmid) memliki bentuk melingkar (sirkuler) dengan ukuran yang memiliki jauh lebih kecil dibandingkan DNA kromosom. Umunnya, bakteri tetap dapat hidup walaupun plasmidnya dikeluarkan dari sel. Hal ini dimanfaatkan dalam teknologi rekaya genetika. Plasmid digunakan sebagai vektor atau pembawa suatu gen tertentu yang ingin didisipkan. Plasmid dapat bereplikasi tanpa kontrol dari DNA kromosom, serta memiliki kemudahan dalam ditransfer ke sel bakteri lainnya pada saat terjadi konjugasi.
Fungsi DNA
Bakteri mempunyai dua macam DNA (deoxyribonucleic acid), yaitu DNA kromosom dan DNA nonkromosom (plasmid). DNA kromosom adalah materi genetik yang menentukan sebagian besar dari sifat-sifat metabolisme bakteri, sedangkan pada DNA nonkromosom (plasmid) yang hanya menentukan sifat-sifat tertentu, seperti sifat patogen, sifat fertilitas (kemampuan dalam bereproduksi secara seksual), dan sifat kekebalan terhadap antibiotik tertentu. DNA kromosom pada organisme eukariotik akan berbentuk rantai ganda linier, sedangkan pada DNA kromosom prokariotik (bakteri) yang berupa rantai ganda melingkar yang terkumpul dalam suatu serat kusut yang disebut dengan region nukleoid. Jumlah DNA bakteri jauh lebih sedikit dibandingkan dengan DNA sel eukariotik sekitar 1:1.000 dari DNA sel eukariotik. DNA kromosom dapat di bereplikasi pada saat menjelang pembelahan sel.
DNA nonkromosom (plasmid) memliki bentuk melingkar (sirkuler) dengan ukuran yang memiliki jauh lebih kecil dibandingkan DNA kromosom. Umunnya, bakteri tetap dapat hidup walaupun plasmidnya dikeluarkan dari sel. Hal ini dimanfaatkan dalam teknologi rekaya genetika. Plasmid digunakan sebagai vektor atau pembawa suatu gen tertentu yang ingin didisipkan. Plasmid dapat bereplikasi tanpa kontrol dari DNA kromosom, serta memiliki kemudahan dalam ditransfer ke sel bakteri lainnya pada saat terjadi konjugasi.
Fungsi DNA
- Materi genetik yang sebagian besar menentukan sifat-sifat metabolisme bakteri (DNA Kromosom)
- Menentukan sifat patogen, sifat fertilitas (kemampuan bereproduksi secara seksual), dan sifat ketebalan terhadap suatu antibiotik (DNA nonkromosom)
8. Granula dan Vakuola Gas
Umumnya bakteri memiliki granula-granula yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan atau senyawa-senyawa lain yang dihasilkannya, misalnya Thiospirillum yang menghasilkan butir-butir belerang. Pada vakuola gas yang anya terdapat pada bakteri-bakteri fotosintetik yang hidup dengan menampung air. Vakuola gas tersbut memungkinkan bakteri mengapung di permukaan air, sehingga dapat sinar matahari yang digunakan untuk fotosintesis.
9. Klorosom
Klorosom adalah suatu struktur lipatan yang ada dibawah membran plasma yang berisi klorofil dan pigmen fotosintetik lainnya. Fungi Klorosom adalah untuk menfotosintesis yang hanya terdapat pada bakteri fotosintetik. misalnya Chlorobium
10. Flagela
Flagela adalah bulu cambuk yang tersusun dari senyawa protein yang terdapat pada dinding sel, dan berfungsi sebagai alat gerak. Flagela bakteri tidak terbungkus oleh perluasan membran plasma yang berbentuk batang (basil), koma (vibrio), dan juga spiral. Ada sekitar separuh dari seluruh bakteri yang dapat bergerak secara terarah yang menuju atau menjauhi ransang. Gerak tersebut disebut gerak taksis. Contohnya bakteri dari familia Chlorobacteriaceae yang akan melakukan gerak fototaksis positif atau menuju ke arah cahaya matahari untuk berfotosintesis. Bakteri memiliki jumlah flagela yang memiliki letak berbeda-beda. Berikut pengelompokan bakteri berdasarkan dari jumlah dan letak flagelanya.
Umumnya bakteri memiliki granula-granula yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan atau senyawa-senyawa lain yang dihasilkannya, misalnya Thiospirillum yang menghasilkan butir-butir belerang. Pada vakuola gas yang anya terdapat pada bakteri-bakteri fotosintetik yang hidup dengan menampung air. Vakuola gas tersbut memungkinkan bakteri mengapung di permukaan air, sehingga dapat sinar matahari yang digunakan untuk fotosintesis.
9. Klorosom
Klorosom adalah suatu struktur lipatan yang ada dibawah membran plasma yang berisi klorofil dan pigmen fotosintetik lainnya. Fungi Klorosom adalah untuk menfotosintesis yang hanya terdapat pada bakteri fotosintetik. misalnya Chlorobium
10. Flagela
Flagela adalah bulu cambuk yang tersusun dari senyawa protein yang terdapat pada dinding sel, dan berfungsi sebagai alat gerak. Flagela bakteri tidak terbungkus oleh perluasan membran plasma yang berbentuk batang (basil), koma (vibrio), dan juga spiral. Ada sekitar separuh dari seluruh bakteri yang dapat bergerak secara terarah yang menuju atau menjauhi ransang. Gerak tersebut disebut gerak taksis. Contohnya bakteri dari familia Chlorobacteriaceae yang akan melakukan gerak fototaksis positif atau menuju ke arah cahaya matahari untuk berfotosintesis. Bakteri memiliki jumlah flagela yang memiliki letak berbeda-beda. Berikut pengelompokan bakteri berdasarkan dari jumlah dan letak flagelanya.
- Atrik, adalah bakteri yang tidak mempunyai flagela
- Monotrik, adalah bakteri yang hanya mempunyai satu flagela
- Lofotrik, adalah bakteri yang mempunyai banyak flagela pada salah satu sisi sel
- Amfitrik, adalah bakteri yang mempunyai flagela pada kedua ujung sel
- Peritrik, adalah bakteri dengan flagela yang tersebar di seluruh permukaan dinding sel.
11. Pilus atau Fimbria
Pilus (Latin, pili = rambut) atau
fimbria (fimbria = daerah pinggir) adalah struktur seperti flagela tetapi
berupa rambut-rambut yang memiliki diamater lebih kecil, pendek, dan kaku,
dengan terdapat di sekitar dinding sel. Fungsi pilus atau Fimbria adalah
sebagai berikut..
- Membantu bakteri yang menempel pada suatu medium tempat hidupnya
- Melekatkan diri dengan sel bakteri lainnya, sehingga dapat terjadi transfer DNA pada saat terjadinya konjugasi. Pilus untuk konjugasi disebut dengan pilus seks.
Contoh bakteri yang mempunya pilus
adalah Neisseria gonorrhoeae (penyebab penyakit kencing nanah) dan Escherichia
coli (bakteri saproba di usus besar).
Bakteri Gram Postif dan Negatif
- Bakteri
gram-positif
Adalah bakteri yang mempertahankan zat warna metil ungu sewaktu proses pewarnaan Gram. Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop, sedangkan bakteri gram-negatif akan berwarna merah atau merah muda. Perbedaan klasifikasi antara kedua jenisbakteri ini terutama didasarkan pada perbedaan strukturdinding sel bakteri.
Karakteristik bakteri gram positif :
*Memiliki cytoplasmic lipid membrane
*Memiliki lapisan peptidoglikan yang tebal
*Terdapat asam teichoic dan lipoid yang membentuk lapisan asam lipoteichoic yang berguna untuk chelating agen dan untuk adhesi tipe tertentu.
*Beberapa spesies memiliki kapsul polisakarida
*Beberapa spesies memiliki flagellum
*Jika terdapat akan diperkuat oleh 2 cincin, berbeda dengan bakteri gram negative yang flagellumnya diperkuat oleh 4 cincin.
*Memiliki cytoplasmic lipid membrane
*Memiliki lapisan peptidoglikan yang tebal
*Terdapat asam teichoic dan lipoid yang membentuk lapisan asam lipoteichoic yang berguna untuk chelating agen dan untuk adhesi tipe tertentu.
*Beberapa spesies memiliki kapsul polisakarida
*Beberapa spesies memiliki flagellum
*Jika terdapat akan diperkuat oleh 2 cincin, berbeda dengan bakteri gram negative yang flagellumnya diperkuat oleh 4 cincin.
Bakteri Gram Positif
Berdasarkan klasifikasi phyla
bakteri yang asli, bakteri gram positif termasuk dalam filum Firmicutes.
Didalamnya terdapat kelompok- kelompok bakteri yang sudah banyak dikenal, yaitu
:
·
Staphylococcus
· Streptococcus
· Enterococcus
· Bacillus
· Corynebacterium
· Nocardia
· Clostridium
· Actinobacteria
· Listeria
· Streptococcus
· Enterococcus
· Bacillus
· Corynebacterium
· Nocardia
· Clostridium
· Actinobacteria
· Listeria
- Bakteri gram-negatif
Adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warnametil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram-positif akan mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram-negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal ( counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang membuat semua bakteri gram-negatif menjadi berwarna merah atau merah muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipebakteri ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.
Karakteristik bakteri gram negative
:
*Memiliki Cytoplasmic membrane
*Lapisan peptidoglikan tipis
*Memiliki membran tambahan diluar lapisan peptidoglikan yang dipisahakan oleh spasium periplasmik.
*Membran luar terdiri atas Lipopolisakarida (LPS) yang tersusun oleh lipid A, inti polisakarida, antigen O
*Terdapat porin di membran luar sebagai pori-pori untuk molekul tertentu.
*Memiliki S-layer (Surface layer) yang melekat langsung pada membran luar.
*Jika memiliki flagella, maka akan disokong oleh 4 buah cincin.
*Tidak memiliki asam teichoic ataupun asam lipoteichoic.
*Lipoprotein merekat pada polisakarida.
*Memiliki Cytoplasmic membrane
*Lapisan peptidoglikan tipis
*Memiliki membran tambahan diluar lapisan peptidoglikan yang dipisahakan oleh spasium periplasmik.
*Membran luar terdiri atas Lipopolisakarida (LPS) yang tersusun oleh lipid A, inti polisakarida, antigen O
*Terdapat porin di membran luar sebagai pori-pori untuk molekul tertentu.
*Memiliki S-layer (Surface layer) yang melekat langsung pada membran luar.
*Jika memiliki flagella, maka akan disokong oleh 4 buah cincin.
*Tidak memiliki asam teichoic ataupun asam lipoteichoic.
*Lipoprotein merekat pada polisakarida.
~ Bakteri Gram Negatif
Bakteri gram negatif termasuk dalam
divisi Gracillicutes. Proteobacteria adalah grup mayor dalam
kelompok bakteri gram negatif.Jenis-jenisnya yaitu :
·
Enterobacteriaceae;
Escherichia Coli
Salmonella
Sigella
· Pseudomonas
· Moraxella
· Helicobacter
· Stenotrophomonas
· Bdellovibrio
· Bakteri asam asetat
· Legionella
· Alpha-proteobacteria Wolbachia
· Cyanobacteria
· Spirochaeta
· green sulfur & green non-sulfur bacteria.
Escherichia Coli
Salmonella
Sigella
· Pseudomonas
· Moraxella
· Helicobacter
· Stenotrophomonas
· Bdellovibrio
· Bakteri asam asetat
· Legionella
· Alpha-proteobacteria Wolbachia
· Cyanobacteria
· Spirochaeta
· green sulfur & green non-sulfur bacteria.
Beberapa perbedaan sifat yang dapat
dijumpai antara bakteri gram positif dan bakteri gram negative adalah
sebagai berikut :
sebagai berikut :
Pembeda
|
Bakteri gram positif
|
Bakteri gram negatif
|
Dinding sel :
Lapisan peptidoglikan Kadar lipid |
lebih tebal
1-4 % |
lebih tipis
11-22% |
Resistensi terhadap alkali (1% KOH)
|
tidak larut
|
larut
|
Kepekaan terhadap Iodium
|
lebih peka
|
kurang peka
|
Toksin yang dibentuk
|
eksotoksin
|
endotoksin
|
Resistensi terhadap tellurit
|
lebih tahan
|
lebih peka
|
Sifat tahan asam
|
ada yang tahan asam
|
tidak ada yang tahan asam
|
kepekaan terhadap penisilin
|
lebih peka
|
kurang peka
|
kepekaan terhadap streptomisin
|
tidak peka
|
peka
|
Bakteri dapat hidup di berbagai
habitat sesuai dengan cara hidupnya. Ada yang hidup di dalam tubuh organisme
lainnya (hewan, tumbuhan, manusia), di air tawar, air laut, tanah,
sampah-sampah, pada sisa-sisa organisme yang sudah mati, dan pada bahan-bahan
makanan. Pada umumnya, bakteri akan tumbuh subur pada lingkungan yang cenderung
basah dan lembap, pada suhu sekitar 25°C — 37°C. Beberapa jenis bakteri mampu
hidup di lingkungan dengan kondisi yang sangat ekstrem, misalnya terlalu asam,
basa, panas, dingin, asin, manis, ada oksigen, maupun tidak ada oksigen.
Bakteri
Autotrof dan Bakteri Heterotrof
Agar tetap dapat hidup dan
berkembang biak, bakteri memerlukan makanan. Berdasarkan cara memperoleh
makanan, bakteri dibedakan menjadi dua, yaitu bakteri autotrof dan bakteri
heterotrof.
Bakteri dapat hidup di berbagai
habitat sesuai dengan cara hidupnya. Ada yang hidup di dalam tubuh organisme
lainnya (hewan, tumbuhan, manusia), di air tawar, air laut, tanah,
sampah-sampah, pada sisa-sisa organisme yang sudah mati, dan pada bahan-bahan
makanan. Pada umumnya, bakteri akan tumbuh subur pada lingkungan yang cenderung
basah dan lembap, pada suhu sekitar 25°C — 37°C. Beberapa jenis bakteri mampu
hidup di lingkungan dengan kondisi yang sangat ekstrem, misalnya terlalu asam,
basa, panas, dingin, asin, manis, ada oksigen, maupun tidak ada oksigen.
Bakteri
Autotrof dan Bakteri Heterotrof
Agar tetap dapat hidup dan
berkembang biak, bakteri memerlukan makanan. Berdasarkan cara memperoleh
makanan, bakteri dibedakan menjadi dua, yaitu bakteri autotrof dan bakteri
heterotrof.
1. Bakteri Autotrof
Pengertian Bakteri
Autotrof - Bakteri autotrof adalah bakteri yang dapat membuat
makanan sendiri dari senyawa anorganik. Untuk dapat membuat makannnya, bakteri
ini memerlukan menyusun makanan, Bakteri autotrof berasal dari kata auto yang
berarti sendiri, dan trophein yang berarti makanan.
Macam-macam bakteri autotrof adalah sebagai berikut..
a. Bakteri Fotoautotrof
Bakteri fotoautotrof
adalah bakteri yang dapat membuat makanannya sendiri dengan menggunakan energi
yang berasal dari cahaya matahari atau dengan proses fotosintetis. Bakteri
fotoautotrof memiliki pigmen-pigmen fotosintetik, antara lain pigmen hijau yang
disebut dengan bakterioklorofil (bakterioviridin), pigmen ungu
(bakteriorhodopsin), pigmen kuning (karoten), dan pigmen merah yang disebut
dengan bakteriopurpurin. Contoh bakteri fotoautotrof antara lain, Rhodopseudomonas
dan Rhodospirillum (berwarna kemerahan dan tidak menghasilkan
belerang), Thiocystis dan Thiospirillum (berwarna ungu kemerahan
dan menghasilkan belerang), Chlorobium (berwarna hijau, berfotosintetis
bila ada hidrogen sulfida, dan menghasilkan belerang).
b. Bakteri
Kemoautotrof
Bakteri kemoautotrof
adalah bakteri yang dapat membuat makannya sendiri dengan menggunakan energi
kimia. Energi kimia berasal dari reaksi oksida senyawa organik, seperti amonia
(NH3), FeCO3, nitrit (HNO2), Belerang (S). Contoh bakteri kemoautotrof antara
lain Cladothrix dan Leptothrix acharacea (mengoksidasi ion besi),
Thibacillus ferrooxidans, Nitrosomonas dan Nitrosococcus (mengoksidasi
amonia), Nitrobacter (mengoksidasi nitrit), Hydrogenomonas (mengoksidasi
gas hidrogen), Methanomonas (menghasilkan gas metana), dan Thibacillus
thiooxidans (mengoksidasi belerang).
2. Bakteri Heterotrof
Pengertian Bakteri
Heterotrof - Bakteri heterotrof adalah bakteri yang
mendapatkan makanan yang berupa senyawa organik dari organisme lainnya. Bakteri
heterotrof berasal dari kata hetero yang berarti yang lain, dan trophein
yang berarti makanan).
a. Bakteri Saproba
(Pengurai)
Bakteri saproba adalah
bakteri yang memperoleh makanan dengan cara menguraikan organisme yang sudah
mati atau bahan organik lainnya. Bakteri saproba merupakan organisme pengurai
(dekomposer) bangkai, tumbuhan yang sudah mati, dan sampah. Bakteri saproba ada
yang sifatnya menguntungkan dan ada juga yang merugikan manusia. Contohnya
bakteri saproba antara lain Cellvibrio dan Cellfacicula (pengurai
selulosa di dalam tanah), Beggiatoa alba (bakteri yang terdapat di tanah
tergenang air), Escherichia coli (pengurai selulosa yang ada di dalam
tanah), Alcaligenes (saproba di dalam usus besar vertebrata dan dapat
susu), Leucothrix (saproba di air laut yang mengandung sisa-sisa zat
organik dari ganggang).
b. Bakteri
Parasit
Bakteri parasit adalah
bakteri yang mendapatkan makanan dari tubuh organisme lain yang ditumpanginya.
Bakteri parasit umumnya bersifat patogen (menimbulkan penyakit) bagi tubuh
inangnya. Beberapa dari bakteri patogen adalah bersifat oportunis, yang artinya
bakteri yang hidup di dalam tubuh inang dan dapat menyebabkan penyakit sistem
pertahanan tubuh inang melemah akibat berbagai faktor. Contoh bakteri parasit
antara lain Francisella tularensis (menyebabkan penyakit tularemia pada
hewan dan dapat menularkan kepada manusia), Chlamydia trachomatis (penyebab
kebutaan), dan Corynebacterium diphtheriae (menyebabkan penyakit difteri).
c. Bakteri yang
bersimbiosis mutualisme
Bakteri yang
bersimbiosis mutualisme adalah bakteri yang makanannya terdapat pada organisme
lain yang juga memberikan keuntungan bagi organime tersebut. Contoh bakteri
yang bersimbiosis mutualisme adalah bakteri Rhizobium leguminosarum yang
hidup di akar tanaman kacang-kacangan (Leguminosae), dan Bakteri Escherichia
coli yang hidup di usus besar manusia yang dapat dikatakan bersimbiosis
mutualisme karena bakteri memperoleh makanan dari sisa pencernaan, sedangkan
dari manusia memiliki keuntungan dari fungsi bakteri yang membantu menguraikan
sisa-sisa makanan dan menghasilkan vitamin K
Comments
Post a Comment